Kelurahan Gadang sebagai bagian Kota Malang yang terletak di wilayah Kecamatan Sukun, merupakan daerah yang turut meramaikan geliat pelaku UMKM dengan berbagai macam produk – produk unggulannya. Mulai dari kuliner, kriya, fashion, jasa dan masih banyak yang lainnya untuk meningkatkan Ekonomi Berdaya . Salah satunya yakni produk kerajinan sepatu kulit.
Berbasis di wilayah RW 06 atau tepatnya di Gadang Gang 6 dapat kita jumpai banyak pelaku UMKM perajin sepatu dari kulit sapi tersebut. Kali ini KIM GIAT berkesempatan untuk meliput salah satu pelaku UMKM tersebut yakni Bapak Santoso pemilik usaha kerajinan sepatu kulit dengan merk MAESO.
Bp Santoso merintis usaha kerajinan sepatu kulit mulai dari tahun 1994 dengan skala pekerjaan dan tempat yang terhitung masih sangat kecil. Di periode awal, Bp Santoso dengan dibantu 2 orang pegawai di masing – masing bagian mulai menerima order pesanan sepatu dengan model sesuai permintaan calon pembeli / custom. Beberapa tahun menggeluti usaha ini Bp Santoso sempat menyewa kios yang terletak di daerah Jl. Bendungan Sutami untuk menjangkau pangsa pasar para mahasiswa dan pecinta fashion di daerah kawasan kampus tersebut. Bp Santoso menuturkan bahwa pesanan selain dari konsumen dari dalam dan luar Kota Malang, produk sepatu buatannya juga sempat dipesan oleh konsumen dari Belanda. Saat ini usaha kerajinan Merk Maeso lebih menekankan produksi pesanan sepatu dari para resheller dan juga beberapa pesanan konsumen langsung. Sehingga masyarakat pada umumnya kurang mengenal merk Maeso sendiri karena merk yang muncul adalah merk dari resheller sendiri. Teknik pemasaran secara online telah membantu memperluas daya jangkau pengenalan produk sepatu Maeso kepada masyarakat luas.
Kini, dengan diperkuat 16 karyawan yang diprioritaskan masyarakat di wilayah Kelurahan Gadang dan beberapa dari luar wilayah Bp Santoso telah mampu melewati tantangan ekonomi yang dirasakan oleh hampir seluruh pelaku usaha di masa pandemi kemarin. Pemberlakuan pembagian jam masuk merupakan salah satu kiat dalam mempertahankan agar tidak sampai terjadi pengurangan karyawan / phk. Menurut Bp Santoso tantangan yang saat ini masih dirasakan di samping harga bahan baku yang semakin tinggi, ketersediaan dan regenerasi SDM sebagai tukang pengrajin sepatu menjadi salah satu hal yang perlu dipikirkan. Beliau berharap ke depannya akan semakin banyak generasi muda yang mampu menciptakan karya dan inovasi baru dalam dunia persepatuan. Beliau juga membuka lebar – lebar apabila dari dunia pendidikan dalam hal ini sekolah kejuruan mengajak kerjasama dalam hal pelatihan keterampilan atau prakerin dalam bidang kerajinan sepatu di tempat beliau.
KIM GIAT -luar biasa-

